Selasa, 29 Januari 2013

Semua Tentang Oli Atau Minyak Pelumas



Oli atau minyak pelumas menjadi salah satu komponen paling penting pada mesin. Tanpa oli, mesin bisa mengalami kerusakan karena tidak ada pelumasan yang mengakibatkan pergesekan antara komponen internal mesin.Minyak pelumas pada mobil apabila kurang mendapat perhatian, dampaknya akan sangat berpengaruh pada kinerja mesin, bisa membuat lebih boros bahan bakar. Namun, oli juga bisa merusak mesin jika tidak sesuai dengan spesifikasi mesin. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan perawatan ganti oli sesuai prosedurnya.
Saat ini kebanyakan mobil menggunakan oli dengan SAE 10W-30 atau bahkan lebih encer lagi. Penyesuaian SAE oli dari 20W-50, 10W-40 dan saat ini lebih encer karena teknologi yang terus dikembangkan dari mesin itu sendiri. Oli encer akan lebih mudah masuk ke berbagai celah yang ada supaya pelumasan bisa lebih maksimal. Pemilihan oli juga harus tahu spesifikasinya. Dengan mengikuti spesifikasi yang ada, maka konsumen tak perlu khawatir dengan kondisi mesin mobil. Dengan catatan, penggantian juga harus diperhatikan. Maksudnya, jangan terlalu lama melewati batas waktu penggantian.
Disamping harus sesuai dengan anjuran dari pabrikan mobil, memilih oli juga sebaiknya meningkat. Seandainya rekomendasi pabrikan mobil menggunakan SAE 10W-40 maka diperbolehkan pakai 10W-30. Tidak boleh turun SAE. Sebab oli kental akan susah masuk ke celah mesin. Pelumasan jadi tidak maksimal karena oli tersebut tak bisa mencapai komponen yang harusnya dilumasi.
Setelah mengetahui perihal SAE-nya, tak kalah pentingnya juga memperhatikan klasifikasi API-nya. Saat ini sudah mencapai SN. Sama seperti SAE, tidak disarankan menurunkan klasifikasi API Service. Contoh seandainya mobil disarankan memakai oli SAE 10W-40 dengan klasifikasi API SL, namun konsumen ingin mengganti, maka pilihannya sangat banyak. Sesuai dengan klasifikasi tersebut ada Eneos Molybdenum dengan harga Rp 55 ribu/liter. Merek lainnya ada Top1 SMO HP Plus dengan API lebih baik, SM dibanderol Rp 68 ribu. Seandainya ingin lebih encer bisa pilih Evolution 5W-40 dengan harga Rp 142.900. “Untuk Evolution baru ada di outlet tertentu saja. Merek lainnya ada Castrol Magnatec dengan API Service SN seharga Rp 78 ribu/liter.
Meskipun sudah banyak oli beredar, masih banyak konsumen yang menyebut ada oli jelek. Sebenarnya, bukan oli yang jelek, namun oli yang dipakai tersebut tak sesuai dengan teknologi mobil. Berakibat hasil yang tak maksimal. Sehingga apabila Anda sudah mengetahui spesifikasi dan jenis oli yang direkomendasikan oleh pabrikan mobil, maka perawatan dan penggantian oli harus dilakukan secara berkala.
Jarak tempuh yang sudah dijalani selama beraktivitas tiap hari akan sangat berpengaruh pada tingkat kekentalan minyak pelumas mesin. Hal ini disebabkan karena minyak pelumas terus bekerja dalam melumasi bagian dalam mesin yang saling bergesakan. Selain itu juga sebagai pelindung mendinginkan mesin akibat panas gesekan. Oleh sebab itu, penggantian oli secara berkala setiap 10.000 km wajib dilakukan apabila ingin mesin tetap awet.
Tidak hanya oli mesin saja yang wajib diperhatikan, oli gardan dan pelumas transmisi juga jangan sampai terlupakan. Pelumas transmisi terbagi menjadi 4 tipe : manual, otomatis konvensional, otomatis slip lock dan model CVT.
Otomatis Konvensional, tipe transmisi ini adalah tipe transmisi matic yang biasa. Pada tipe transmisi ini tidak menggunakan pedal kopling. Pengendara hanya perlu menginjak gas dan pada kecepatan tertentu, gigi akan berpindah secara otomatis. Pada jenis mobil dengan transmisi seperti ini biasanya minyak pelumas yang dipakai jenisnya Automatic Transmission Fluid (ATF) kelas ekonomi, namun jika menginginkan kinerja transmisi yang lebih baik, maka bisa diganti dengan ATF standar Dexon III yang berkualitas.
Otomatis Slip Lock, mobil yang menggunakan sistem transmisi ini pada umumnya menggunakan ATF sesuai dengan spesifikasi pabrikannya. Tidak boleh sembarangan memakai minyak pelumas transmisi biasa. Hal ini dikarenakan mobil dengan sistem ini memiliki perpindahan gigi yang halus.
Transmisi Otomatis CVT, sama seperti otomatis slip lock, mobil dengan tipe ini juga minyak pelumasnya tidak sama dengan tipe yang konvensional. Sistem transmisi CVT ini membuat setiap peningkatan akselerasi dan penurunan kecepatan menjadi tidak terasa. Delay time yang kadang muncul dan mengakibatkan getaran atau tenaga menjadi terbuang juga nyaris tidak terasa sama sekali. Teknologi ini membuat sistem transmisi tidak berisik dan efisien dalam bahan bakarnya. Untuk penggantian oli transmisi otomatis CVT ini bisa dilihat dibuku manual CVT. Penggantian oli, disamping bisa dilihat dari berapa jauh mobil sudah berjalan, bisa juga dilihat dari warna oli-nya. Ada tiga indikator warna oli yang mengindikasikan bahwa oli harus segera dilakukan penggantian.
1. Warna Hitam
Perubahan warna oli menjadi hitam bisa disebabkan oleh 2 hal. Pertama, mobil Anda telah menempuh perjalanan yang lebih jauh dan kedua bisa disebabkan karena mesin ynag rusak. Apabila terjadi hal demikian, sangat disarankan untuk segera membawa ke bengkel terdekat untuk di check dan di servis.
2. Warna Coklat agak Kekuningan
Warna oli berubah menjadi coklat bercampur kekuningan biasanya terjadi akbiat mobil telah menempuh jarak kurang lebih antara 1.000 – 2.000 km. Jika warna ini yang terjadi pada oli mobil Anda berarti masih bisa dikatakan normal.
3. Warna Putih Pekat. Oli yang berubah warnanya menjadi putih pekat seperti warna putih susu mengindaikasikan bahwa oli mein telah tercampur dengan air. Hal ini bisa jadi karena kondisi mesin yang sudah kurang baik. Segera bawa ke bangkel langganan yang terpercaya untuk dilakukan pemeriksaan. Apabila dibiarkan malah bisa manambah parah mesin dan ujung-ujungnya bisa turun mesin yang akan menguras kantong saku Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar